Jumat, 04 Juni 2010

0komentar

Perubahan sosial budaya




Perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.


Sumber :wikipedia


Read More..

Rabu, 12 Mei 2010

0komentar

Devinisi Budaya Dan Unsur-Unsurnya


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.








Pengertian Kebudayaan







Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.







Unsur-Unsur Budaya







Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1 .Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:






  • alat-alat teknologi
  • sistem ekonomi
  • keluarga
  • kekuasaan politik
2 .Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:


  • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
  • organisasi ekonomi
  • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
  • organisasi kekuatan (politik)


Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

[sunting]Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.


Suber :wikipedia


Read More..
0komentar

Dampak Sosial Lumpur Lapindo




Semburan lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Senin, 15 Februari 2010 | 12:47 WIB


SYDNEY, KOMPAS.com — Apakah bencana lumpur Sidoarjo atau lumpur Lapindo yang dimulai 29 Mei 2006 lalu dan masih berlangsung sampai sekarang merupakan persoalan rakyat Indonesia atau persoalan dunia? Pertanyaan itu mengemuka pada diskusi yang bertajuk “Living With The Earth” pada Sabtu akhir pekan kemarin di Museum Contemporary Art, Sydney, Australia. Diskusi itu berkaitan dengan pemutaran perdana film dokumenter bertajuk Mud Max: Investigative Documentary Sidoarjo Mud Volcano Disaster.

Banyak pihak di Tanah Air menyakini bahwa lumpur Sidoarjo merupakan peristiwa atau musibah yang terjadi akibat kesalahan prosedur pengeboran yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas. Namun, sekarang ini tidak sedikit pula yang yakin bahwa musibah itu merupakan bencana alam yang tidak mungkin dapat dielakkan.

Namun, dari diskusi yang dilaksanakan oleh Immodicus, perusahaan pembuat film dokumenter Mud Max, yang menghadirkan pakar-pakar geologi dari Universitas Universitas Arizona, Amerika Serikat, yakni Profesor Jonathan Fink, Profesor Amanda Clarke dan Prof Hilairy Harrtnett Phd, dan Dr Adriano Mazzini periset dari Universitas Oslo, serta Profesor Ross Griffiths, Kepala Penelitian Geofisika dan Ilmu Bumi Universitas Nasional Australia, terdapat sebuah kesimpulan, tidak perlu mencari siapa yang bersalah dalam peristiwa alam itu. Yang dibutuhkan adalah bagaimana rakyat Indonesia dapat hidup bersama dengan bencana lumpur.

Fenomena alam

Konsulat Jenderal Indonesia di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo juga mengatakan, biarlah kontroversi penyebab bencana itu terus terjadi. Yang diperlukan adalah bagaimana para ahli dari seluruh dunia dapat lebih banyak mempelajari fenomena alam dahsyat yang sudah memorakporandakan kehidupan lebih dari 100.000 orang di Jawa Timur itu.

Prof Amanda Clarke mengatakan, bencana lumpur Sidoarjo pasti akan terjadi dengan atau tanpa kesalahan dari PT Lapindo Brantas. Hal itu memperkuat pernyataan Prof Jonathan Fink sebelumnya bahwa materi lumpur itu sudah ada di bawah bumi tersimpan dalam ratusan tahun dan senantiasa akan keluar cepat atau lambat dengan sebuah kejadian yang akan menjadi pemicunya.

“Lumpur itu menyembur karena ada pemicunya. Kami yakin, pemicunya berkaitan dengan gempa Yogya yang terjadi dua hari sebelum lumpur itu menyembur. Menurut saya, saat ini tidak perlu kita mencari siapa yang bersalah atas lumpur itu. Yang diperlukan sekarang adalah mari kita belajar tentang lumpur Sidoarjo. Mempelajari gejala alam itu pasti akan mengajari kita bagaimana mengatur hidup bersama dengan bencana. Dengan mempelajari lumpur Sidoarjo, banyak yang bisa dipetik. Yang pasti, bencana alam itu dapat mendekatkan Indonesia dengan pelajar-pelajar dari seluruh dunia yang ingin mengetahui secara dekat. Bukan tidak mungkin dapat dilakukan kerja sama antara pakar Amerika dan Indonesia untuk mendidik pelajar Amerika yang ingin belajar tentang lumpur vulkanik,” kata Amanda, yang merupakan peneliti gejala alam yang berhubungan dengan erupsi ledakan vulkanik.

Adriano Mazzini menambahkan, gempa Yogya memicu kegiatan magmatik di lokasi Pulau Jawa. Gempa itu bahkan menghidupkan kembali kegiatan gunung berapi Semeru. Dari beberapa penelitiannya, fenomena lumpur vulkanik seperti di Sidoarjo ternyata bukan yang pertama kali terjadi di Jawa Timur.

“Gempa memunculkan reaksi terhadap kegiatan magmatik. Kami meyakini, ada kaitan akibat gempa Yogya dengan Gunung Semeru dan Lumpur Sidoarjo. Hal ini memang agak sulit dipahami oleh masyarakat awam. Namun, dari pandangan ahli geologi, hal ini sangat memungkinkan. Memang diperlukan penelitian yang lebih dalam dan lebih lama untuk mengetahui penyebab kejadian itu,” kata Adriano, yang sudah empat kali mengunjungi Indonesia untuk meneliti lumpur Sidoarjo.

Menurut Profesor Ross Griffiths, dari sisi lain, peristiwa lumpur Sidoarjo merupakan sebuah anugrah luar biasa buat kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Kejadian Sidoarjo, yang sudah berlangsung hampir empat tahun, merupakan fenomena yang sangat jarang terjadi.

“Lumpur Sidoarjo itu tantangan buat kami yang berkutat pada ilmu geologi untuk mempelajarinya. Selama ini geolog lebih banyak mempelajari fenomena vulkanik dari gunung berapi, sementara lupur Sidoarjo juga merupakan materi vulkanik, tetapi yang tidak berkaitan dengan gunung berapi. Ini sangat menarik untuk diteliti,” ujar Ross.

Perlakukan alam dengan baik

Dari pemutaran film dokumenter lumpur Sidoarjo, salah seorang pengunjung Victor Akhmetteeh Djamirze, seorang ahli teknologi dari Kavkaz, Rusia, mengaku takjub dengan gejala alam yang sangat luar biasa seperti yang terjadi di Sidoarjo. Viktor mengatakan, kejadian itu semakin menunjukkan, semestinya manusia memperlakukan alam dengan baik dan tidak pernah menyakiti.

“Nenek saya berpesan agar memperlakukan alam dengan baik. Dia mengatakan, perlakukan alam sebagai perempuan yang ingin kamu pilih sebagai istri. Kamu harus menjaganya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kita juga harus memeliharanya dengan baik agar dia dapat memberikan hal yang baik buat kita dalam hidup ini. Untuk mengeksploitasi alam diperlukan perlakuan yang sama, perlakukan dengan lembut dan kasih sayang,” ujar Viktor.

Chris Fong, Produser Eksekutif film Mud Max, menyatakan, kehadirannya di Sidoarjo awalnya sebenarnya tidak ditujukan secara khusus untuk pembuatan film dokumenter. Ketika itu, pada tahun 2007, Chris bekerja atas permintaan perusahaan perbankan asing yang ingin mengetahui kondisi menyeluruh dari musibah Sidoarjo.

“Kalaupun sekarang ini telah lahir sebuah film dokumenter Mud Max, hal ini lebih merupakan sebuah karya dari peristiwa alam untuk disaksikan oleh semua orang dari seluruh dunia untuk dapat mengetahui fenomena alam di Indonesia. Namun, di balik semua ini, kami tidak memungkiri ada tujuan komersial. Beberapa broadcast sudah menyatakan berminat untuk membeli film ini. Kami bahkan sedang berhubungan dengan National Geografic untuk proses penjualan film ini,” kata Chris.
Kompas Syahnan Rangkuti

Sumber : kompas
Read More..

Greenpeace Indonesia

Greenpeace News

Mapala UI

 

teguh cole Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2009